KaseKabar.com, Buol – Pemutaran perdana film dokumenter Bertahan di Tanah Harapan berlangsung sukses di Taman Kota, sekitar Masjid Agung Kabupaten Buol, pada Sabtu (8/2). Film ini mengisahkan perjuangan petani dalam mempertahankan tanah mereka dari ekspansi perusahaan sawit yang telah memicu konflik agraria selama bertahun-tahun.
Acara yang terbuka untuk umum ini menarik perhatian banyak masyarakat yang datang menyaksikan langsung kisah perlawanan petani. Seusai pemutaran film, panitia mengadakan diskusi interaktif, memberikan ruang bagi peserta untuk menyampaikan tanggapan mereka terkait isu yang diangkat dalam film tersebut.
KONTEN IKLAN

IKLAN - SCROLL UNTUK MELANJUTKAN
Salah satu perwakilan Lembaga Bantuan Hukum (LBH) Pogogul Justice menegaskan bahwa perjuangan petani harus melibatkan pemerintah. “Setiap perjuangan petani harus mengajak pemerintah di dalamnya. Sayangnya, pada pemutaran film ini, tidak ada perwakilan dari pemerintah daerah yang hadir, padahal pola kemitraan perkebunan sawit merupakan program pemerintah daerah,” ujarnya.
Panitia acara telah mengundang berbagai pihak, termasuk Pemda Buol, DPRD, serta ATR/BPN, namun tidak ada satupun yang hadir dalam acara ini. “Kami sudah mengundang Pemda, DPRD, ATR/BPN, dan Polres Buol sebagai penanggap, tetapi mereka tidak hadir untuk menyaksikan dan memberikan tanggapan,” ujar penyelenggara.
Hingga saat ini, belum ada konfirmasi dari pihak-pihak terkait mengenai alasan ketidakhadiran mereka pada kegiatan tersebut. Sementara itu, film dokumenter ini diharapkan dapat meningkatkan kesadaran masyarakat terhadap isu monopoli tanah berkedok kemitraan yang dihadapi para petani di Buol.