Kasekabar.com – Forum Petani Plasma Buol (FPPB) menggelar aksi damai dan teaterikal dalam rangka memperingati Hari Ketiadaan Tanah (Day of The Landless) pada Selasa (25/3). Aksi ini bertujuan untuk mengingatkan pentingnya hak-hak masyarakat adat dan petani atas tanah mereka, yang kerap diabaikan atau dirampas oleh perusahaan besar.
Mengusung tema “Petani Buol dalam Perjuangan Kedaulatan Pangan dan Keadilan Iklim,” massa aksi menyoroti dugaan perampasan lahan oleh PT Hardaya Inti Plantations (HIP) yang hingga kini belum terselesaikan oleh pemerintah.
FPPB Tuding PT HIP Merampas Lahan Petani
Dalam orasinya, Ali, salah satu perwakilan FPPB, menegaskan bahwa petani menolak segala bentuk eksploitasi sumber daya alam, terutama di Kabupaten Buol.
KONTEN IKLAN

IKLAN - SCROLL UNTUK MELANJUTKAN
“FPPB menyatakan sikap untuk menentang segala perampokan terhadap sumber daya alam, termasuk di Kabupaten Buol,” ujar Ali di hadapan massa aksi.
Ia juga menyoroti dampak kehadiran PT HIP, yang menurutnya telah merampas tanah petani dengan dalih kemitraan.
“PT HIP nyata-nyata merampas tanah dengan kedok kemitraan, yang telah merugikan lebih dari 3% penduduk Buol. Sampai hari ini, masalah ini belum juga diselesaikan oleh Pemerintah Kabupaten Buol,” tegas Ali.
Pesan Kampanye Internasional: Perampasan Tanah Bukan Hanya Masalah Lokal
Selain sebagai bentuk protes, aksi ini juga menjadi bagian dari kampanye internasional untuk meningkatkan kesadaran global tentang perampasan tanah, air, dan sumber daya lainnya yang berdampak pada hak asasi manusia (HAM).
Patricia, salah satu peserta aksi, menyatakan bahwa kegiatan ini memiliki makna simbolis untuk memberitahu dunia bahwa kasus perampasan tanah juga terjadi di Buol.
“Tujuan aksi ini simbolik dengan tujuan kampanye internasional untuk memberitahukan masyarakat global bahwa ada penindasan terkait perampasan hak atas tanah, air, ekonomi, lingkungan, termasuk HAM di Kabupaten Buol,” ungkap Patricia kepada wartawan.
Ia berharap kampanye ini bisa semakin meluas dan membuka mata masyarakat terhadap permasalahan yang dihadapi petani Buol.
“Harapannya, semakin luas kampanye yang kami punya, semakin banyak juga masyarakat yang tahu,” tutup Patricia.
Petani Buol Tuntut Pemerintah Bertindak
Aksi ini menjadi salah satu momentum bagi petani Buol untuk menuntut kejelasan hak atas tanah mereka. Hingga kini, berbagai persoalan agraria masih menjadi konflik berkepanjangan, sementara pemerintah daerah dinilai belum mengambil langkah tegas.
FPPB menegaskan bahwa mereka akan terus mengadvokasi hak petani dan agar mendapatkan keadilan.
“Kami tidak akan berhenti sampai hak-hak kami dikembalikan,” kata seorang petani yang ikut dalam aksi.
Aksi damai ini diakhiri dengan pembacaan pernyataan sikap agar pihak-pihak terkait segera menyelesaikan konflik agraria di Buol.