Kasekabar.com – Lingkar Studi Aksi dan Demokrasi Indonesia (LS-ADI) Kabupaten Buol menggelar aksi damai bertajuk “Puasa Korupsi” di depan Gedung DPRD Buol pada Selasa (25/3). Aksi ini mengusung tagline “Saat Puasa, Saatnya Menahan. Setelah Puasa, Saatnya Meninggalkan”, sebagai seruan moral untuk menolak berbagai praktik korupsi, kolusi, dan nepotisme (KKN) serta tindakan tidak terpuji lainnya.
Dalam aksi ini, LS-ADI juga menyoroti berbagai isu lain, termasuk pertambangan ilegal, kecurangan, pelecehan, hoaks, pungutan liar (pungli), manipulasi, narkoba, dan ujaran kebencian.
LS-ADI Serukan “Puasa Korupsi”, Desak Pejabat Berbenah
Ketua LS-ADI, Andika, menegaskan bahwa aksi ini bertujuan untuk mengingatkan semua pihak, khususnya para pejabat publik, agar berhenti melakukan praktik korupsi.
KONTEN IKLAN

IKLAN - SCROLL UNTUK MELANJUTKAN
“Kami selalu mengingatkan, terutama dalam kasus korupsi, agar bisa puasa korupsi. Setelah itu, kemudian meninggalkan hal buruk tersebut,” ujar Andika dalam orasinya.
Selain itu, LS-ADI juga menyoroti dugaan pelecehan seksual yang diduga dilakukan oleh oknum anggota DPRD Buol. Menurut Andika, kasus ini harus diusut tuntas tanpa pandang bulu.
“Upaya hukum tidak boleh ada pilih kasih. Segera usut tuntas terduga pelaku pelecehan tersebut,” tegasnya.
Ia menambahkan bahwa sebagai pejabat publik, anggota dewan seharusnya memberikan contoh yang baik bagi masyarakat, bukan malah terlibat dalam skandal asusila.
Massa Aksi Soroti Infrastruktur dan Nasib Petani Jagung
Selain masalah korupsi dan dugaan pelecehan, massa aksi juga menyinggung soal pembangunan infrastruktur daerah yang masih belum terselesaikan. Mereka mendesak pemerintah untuk mempercepat pembangunan agar kondisi sosial di Kabupaten Buol bisa lebih baik.
Tak hanya itu, LS-ADI juga menyampaikan keresahan petani jagung terkait harga jual hasil panen yang tidak stabil, sementara harga pupuk terus melambung tinggi dan sulit didapat.
“Petani semakin terhimpit. Harga jagung naik-turun, sementara pupuk mahal dan langka. Kami meminta agar DPRD segera mencari solusi atas masalah ini,” ujar salah satu perwakilan LS-ADI.
Tanggapan DPRD Buol: Aspirasi Akan Diteruskan
Sekretaris Dewan (Sekwan) DPRD Buol, Suondo, menemui massa aksi dan menyampaikan permohonan maaf karena pimpinan DPRD tidak berada di kantor saat aksi berlangsung.
“Mohon maaf kepada adik-adik massa aksi karena hari ini pimpinan DPRD sudah tidak berada di kantor, sehingga tidak dapat menerima adik-adik. Insya Allah, apa yang disampaikan akan kami teruskan kepada pimpinan,” ujar Suondo di hadapan para demonstran.
Aksi damai ini berlangsung dengan tertib dan menjadi salah satu bentuk protes masyarakat terhadap berbagai permasalahan yang terjadi di Kabupaten Buol. LS-ADI menegaskan akan terus mengawal isu-isu ini hingga ada tindakan nyata dari para pemangku kebijakan.