Kasekabar.com, Buol – Puluhan pemuda, mahasiswa, dan masyarakat yang tergabung dalam Solidaritas Anti Kekerasan Seksual terhadap Perempuan dan Anak menggelar aksi damai di depan Mapolres Buol, Selasa (5/8). Aksi ini lahir dari keresahan masyarakat atas lambannya penanganan kasus pelecehan seksual yang diduga melibatkan pejabat publik dan belum menunjukkan perkembangan berarti.
Koordinator lapangan aksi, Rifal Tangahu, menegaskan bahwa beberapa kasus pelecehan telah dilaporkan ke Polres Buol, namun penanganannya dinilai sangat lambat.
“Ada beberapa kasus yang sudah masuk laporannya di Polres Buol, seperti pelecehan anak di bawah umur, pelecehan terhadap anak kandung, bahkan yang diduga dilakukan oleh oknum anggota DPRD Buol,” teriak Rifal dalam orasinya.
KONTEN IKLAN

IKLAN - SCROLL UNTUK MELANJUTKAN
Rifal menekankan pentingnya tanggung jawab moral pejabat publik dalam menjaga etika dan tidak menyalahgunakan kekuasaan.
“Oknum anleg tersebut tidak seharusnya melakukan tindakan bejat. Sebagai pejabat publik, dia punya tanggung jawab besar terhadap rakyat,” lanjut Rifal.
Ia juga menyinggung kasus pelecehan terhadap anak berusia 13 tahun yang dilaporkan sejak 20 Juni 2025, namun hingga kini belum ada tindak lanjut dari aparat penegak hukum.
“Sampai hari ini belum ada kejelasan, padahal korban mengalami trauma psikologis yang berat,” ungkapnya.
Aksi ini menjadi bentuk komitmen masyarakat Buol untuk terus mengawal proses hukum agar korban mendapatkan keadilan dan pelaku mendapat hukuman setimpal.
“Kami tidak akan diam. Masyarakat akan terus mengawal sampai korban mendapat keadilan,” tutup Rifal dalam orasinya.