Kohati Komisariat UMADA Buol Desak Penanganan Serius Kasus Kekerasan Seksual Perempuan dan Anak

- Reporter

Friday, 1 August 2025 - 16:24 WITA

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Kasekabar.com, Buol – Kasus kekerasan seksual terhadap anak di Kabupaten Buol kembali menyita perhatian. Ketua Umum Kohati Komisariat UMADA, Puspita Sari, menyuarakan kegelisahan publik atas maraknya pelecehan seksual yang justru terjadi di lingkungan terdekat anak.

Dalam pernyataan yang disampaikan secara terbuka pada Jumat (1/8), Puspita menyebut bahwa rumah, tempat yang seharusnya jadi tempat berlindung, kini justru menjadi sumber ketakutan bagi anak-anak. Ia menyebut, “Ini bukan sekadar kejahatan, tetapi pengkhianatan terhadap makna keluarga itu sendiri.”

Kekerasan Seksual Tak Lagi Tersembunyi

Puspita menyoroti realitas yang memilukan: banyak kasus kekerasan seksual dilakukan oleh orang tua atau anggota keluarga sendiri. Di Buol, tren ini tidak hanya meningkat, tetapi juga menunjukkan pola yang makin brutal dan sistemik.

KONTEN IKLAN

ads

IKLAN - SCROLL UNTUK MELANJUTKAN

Menurutnya, kondisi ini memperlihatkan betapa rentannya anak-anak saat kejahatan dilakukan oleh orang terdekat, dan lemahnya sistem perlindungan terhadap korban.

Luka Psikologis yang Tak Terlihat

Kekerasan seksual tidak hanya meninggalkan luka fisik, tetapi juga trauma batin yang berkepanjangan. Banyak korban mengalami gangguan psikologis yang dapat mengganggu kehidupan mereka hingga dewasa.

“Anak-anak adalah masa depan bangsa. Bila jiwa mereka rusak karena kekerasan, maka masa depan itu ikut terganggu,” tegas Puspita.

Desakan: Penanganan Hukum Harus Adil dan Transparan

Kohati UMADA menilai penanganan kasus pelecehan seksual di Buol masih jauh dari harapan. Banyak pelaku yang tak tersentuh hukum, sementara korban dibiarkan tanpa perlindungan.

“Proses hukum harus jujur, terbuka, dan berpihak pada korban,” ujar Puspita. Ia menekankan bahwa sistem hukum yang tertutup justru memperkuat ketidakpercayaan publik.

Ajakan untuk Tidak Diam

Kohati UMADA menyerukan kepada pemerintah daerah, aparat hukum, dan masyarakat agar bersinergi dalam memutus rantai kekerasan seksual. Korban harus didampingi, dan pelaku harus dihukum secara setimpal.

“Jika kita terus diam, maka kasus-kasus seperti ini akan terus terjadi,” tutup Puspita.

Facebook Comments Box

Berita Terkait

PMII Tolitoli Bersama alinasi Gelar Aksi Damai “September Gelap”, Tuntut Reformasi Polri dan Tolak Kenaikan Tunjangan DPR
Penebangan Pohon Lindung di Kanal Diduga Tanpa Papan Informasi Anggaran, Aktivis Soroti Transparansi
Mabes Polri Tegaskan Jajaran Wajib Lindungi Wartawan Saat Liputan
AHB Desak Verifikasi Ulang CASN Buol, Bupati Dinilai Tak Tegas Soal Dugaan Maladministrasi
DLH Buol Bergerak Cepat Bersihkan Sisa Kayu di Kanal, Cegah Dampak Lingkungan!
Pohon Lindung Ditebang, Sisa Kayu Tak Kunjung Dibersihkan! DLH Buol Kemana?
Diduga Ada Pungli BLT di Desa Tayadun! Warga Sebut Potongan Rp100 Ribu, Kades Membantah Keras
Proyek Gedung Serbaguna Desa Tayadun Tanpa Papan Informasi, Kades: “Belum Dipasang”

Berita Terkait

Sunday, 31 August 2025 - 11:29 WITA

PMII Tolitoli Bersama alinasi Gelar Aksi Damai “September Gelap”, Tuntut Reformasi Polri dan Tolak Kenaikan Tunjangan DPR

Wednesday, 27 August 2025 - 14:10 WITA

Penebangan Pohon Lindung di Kanal Diduga Tanpa Papan Informasi Anggaran, Aktivis Soroti Transparansi

Wednesday, 27 August 2025 - 09:21 WITA

Mabes Polri Tegaskan Jajaran Wajib Lindungi Wartawan Saat Liputan

Wednesday, 27 August 2025 - 01:31 WITA

AHB Desak Verifikasi Ulang CASN Buol, Bupati Dinilai Tak Tegas Soal Dugaan Maladministrasi

Tuesday, 26 August 2025 - 08:39 WITA

DLH Buol Bergerak Cepat Bersihkan Sisa Kayu di Kanal, Cegah Dampak Lingkungan!

Berita Terbaru

Uncategorized

Dalam Rangka Memeriahkan HUT RI ke 80, Kodim 1303 BM Gelar Lomba Catur

Tuesday, 2 Sep 2025 - 11:56 WITA