Versi Korban: Kronologi Dugaan Pelecehan oleh Oknum DPRD Buol

- Reporter

Thursday, 13 March 2025 - 09:01 WITA

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Buol.KaseKabar.com – Kasus dugaan pelecehan seksual yang melibatkan seorang oknum anggota DPRD Buol resmi dilaporkan ke Polres Buol pada 11 Maret 2025.

Laporan ini dibuat oleh Korban AT terkait kejadian yang dialaminya saat mendampingi reses pertama HN (58), di wilayah paleleh pada 22 Oktober 2024 silam.

Dalam laporan dan kesaksiannya, AT yang mengaku sebagai korban ini mengungkap kronologi kejadian yang dialaminya selama perjalanan dinas tersebut.

KONTEN IKLAN

ads

IKLAN - SCROLL UNTUK MELANJUTKAN

Kronologi Dugaan Pelecehan Seksual

AT mengungkapkan, ia juga turut dibersamai BM (28) seorang staf DPRD lainnya untuk mendampingi kegiatan reses HN itu, menurutnya perjalanan ini diperkirakan hanya satu hari.

“Kami tidak berpikir untuk menginap, tidak ada persiapan seperti baju ganti ataupun uang untuk menyewa penginapan, motor ditinggal di Kantor DPRD” ujar korban (13/3).

Namun usai hari pertama Reses tersebut, disepakati mereka harus menginap di lokasi itu karena jarak yang cukup jauh untuk kembali ke Kota Buol, sementara jadwal reses hari selanjutnya masih berada di kecamatan yang sama.

Disewalah satu kamar dengan tiga tempat tidur. Posisi mereka menurut korban, adalah HN di tempat tidur pertama, BM di extra bed di lantai yang berada di tengah dan terakhir AT di tempat tidur ketiga, sehingga ada jarak antara korban dengan terduga pelaku.

“Kami staf saat itu tersisa uang Rp20.000 di kantong, karena hanya ada satu kamar yang disewa, saya terpaksa bersedia, mengingat masih ada jarak satu orang di tengah,” ujar korban AT.

Sekitar pukul 02.00 WITA, korban yang sedang tertidur dalam posisi tengkurap dibangunkan oleh HN dengan cara menepuk pundaknya, meminta korban untuk mematikan AC.

Namun, setelah melaksanakan permintaan itu, menurut pengakuan AT, HN tiba-tiba menindih dan memeluknya dari belakang.

Korban yang terkejut langsung berusaha melawan sambil mengatakan, “Apa ini, Pak? Kalau Bapak tidur di sini, saya pindah ke sana,” sambil Korban berpindah ke tempat tidur HN sebelumnya.

Setelah AT berpindah ke tempat tidur lain yang telah kosong, menurutnya, oknum ini kembali datang melakukan tindakan yang hampir sama yaitu dengan menindih, memeluk, dan meraba tubuhnya.

AT yang merasa hal ini sudah disengaja dan merupakan bentuk pelecehan, akhirnya melawan dan membangunkan rekannya, BM, yang tidur di extra bed di lantai tepat di tengah kedua ranjang utama.

Kepada wartawan, rekan stafnya ini membenarkan bahwa ia sempat dibangunkan saat tengah malam “iya benar, saya dibangunkan oleh ibu AT, namun, saya tidak sempat menyadari apa yang terjadi”. Ujar BM (13/3).

“Saya terlalu mengantuk, saya cuma sempat lihat bapak HN saat itu sudah dalam posisi tidur,” sambung BM yang memang terhitung sebagai staf paling junior saat itu.

“Besoknya saat bangun memang saya merasa ada yang janggal, komunikasi antar keduanya jadi lebih datar, tidak seperti sebelumnya,” tambah BM.

Setelah insiden itu, karena merasa trauma, pagi harinya korban segera menghubungi kantor, meminta agar tidak lagi ditugaskan mendampingi HN dalam reses di hari kedua dan kembali ke Kota Buol dengan rombongan berbeda.

Korban Resmi Lapor ke Polisi, Kasus Masih Berjalan

Terkait laporan dan pengakuan korban ini, belum ada keterangan resmi dari pihak HN untuk mengklarifikasi ataupun membantah tuduhan tersebut.

Upaya konfirmasi telah dilakukan baik via telpon atau mengunjungi kantornya, namun belum membuahkan hasil.

Proses pelaporan saat ini sementara menunggu pelimpahan ke tahap selanjutnya, pihak kepolisian berkomitmen menyelesaikan laporan ini sesuai aturan yang berlaku.

Kasus ini menjadi sorotan publik karena melibatkan seorang pejabat daerah dan potret rentannya perlindungan terhadap perempuan, khususnya dalam lingkungan kerja.

Masyarakat berharap pihak kepolisian segera mengusut tuntas kasus ini, dan mengungkap kebenaran dibaliknya.

Facebook Comments Box

Berita Terkait

PMII Tolitoli Bersama alinasi Gelar Aksi Damai “September Gelap”, Tuntut Reformasi Polri dan Tolak Kenaikan Tunjangan DPR
Penebangan Pohon Lindung di Kanal Diduga Tanpa Papan Informasi Anggaran, Aktivis Soroti Transparansi
Mabes Polri Tegaskan Jajaran Wajib Lindungi Wartawan Saat Liputan
AHB Desak Verifikasi Ulang CASN Buol, Bupati Dinilai Tak Tegas Soal Dugaan Maladministrasi
DLH Buol Bergerak Cepat Bersihkan Sisa Kayu di Kanal, Cegah Dampak Lingkungan!
Pohon Lindung Ditebang, Sisa Kayu Tak Kunjung Dibersihkan! DLH Buol Kemana?
Diduga Ada Pungli BLT di Desa Tayadun! Warga Sebut Potongan Rp100 Ribu, Kades Membantah Keras
Proyek Gedung Serbaguna Desa Tayadun Tanpa Papan Informasi, Kades: “Belum Dipasang”

Berita Terkait

Wednesday, 27 August 2025 - 14:10 WITA

Penebangan Pohon Lindung di Kanal Diduga Tanpa Papan Informasi Anggaran, Aktivis Soroti Transparansi

Wednesday, 27 August 2025 - 09:21 WITA

Mabes Polri Tegaskan Jajaran Wajib Lindungi Wartawan Saat Liputan

Wednesday, 27 August 2025 - 01:31 WITA

AHB Desak Verifikasi Ulang CASN Buol, Bupati Dinilai Tak Tegas Soal Dugaan Maladministrasi

Tuesday, 26 August 2025 - 08:39 WITA

DLH Buol Bergerak Cepat Bersihkan Sisa Kayu di Kanal, Cegah Dampak Lingkungan!

Tuesday, 26 August 2025 - 03:31 WITA

Pohon Lindung Ditebang, Sisa Kayu Tak Kunjung Dibersihkan! DLH Buol Kemana?

Berita Terbaru

Uncategorized

Dalam Rangka Memeriahkan HUT RI ke 80, Kodim 1303 BM Gelar Lomba Catur

Tuesday, 2 Sep 2025 - 11:56 WITA