Kasekabar.com, Tolitoli – Di tengah hamparan laut biru yang mengelilingi Pulau Bantayan, cerita haru datang dari 7 kepala keluarga yang mendiami pulau terluar Desa Sambujang, Dusun Pandan, Kecamatan Ogodeide. Warga di sana, yang hidup dalam keterbatasan, merasa terpinggirkan akibat minimnya perhatian dan bantuan dari pemerintah desa.
Mastura, salah satu warga Pulau Bantayan, tak mampu menyembunyikan kesedihannya saat berbicara tentang keadaan desanya. Ia mengungkapkan harapan yang besar agar pemerintah Desa Sambujang sekali-sekali menyempatkan waktu berkunjung ke pulau mereka.
“Bantuan saja bisa dihitung sampai ke Pulau Bantayan. Kami hanya ingin ada perhatian. Datanglah sekali, lihat bagaimana kami hidup di sini,” ujar Mastura dengan mata berkaca-kaca.
KONTEN IKLAN

IKLAN - SCROLL UNTUK MELANJUTKAN
Ia menambahkan bahwa tempat tinggal yang layak menjadi kebutuhan mendesak bagi warga di sana. “Kami hanya ingin dana desa bisa dialokasikan juga untuk kami, terutama untuk rumah layak huni. Kami juga bagian dari Desa Sambujang,” tuturnya dengan nada penuh harap.
Ketika dikonfirmasi melalui aplikasi WhatsApp, Kepala Desa Sambujang, Anwar, memberikan tanggapan singkat.
“Nanti besok saya panggil semua aparat dengan kepala dusun yang di pulau. Apa yang menjadi keluhan orang Bantayan, karena selama ini yang saya tahu selalu kita perhatikan orang di sana,” tulisnya singkat.
Minggu ( 19 / 01 / 2025 )
Namun, hingga berita ini ditayangkan, belum ada konfirmasi lebih lanjut dari Kepala Desa Sambujang mengenai langkah nyata yang akan diambil.
Kisah Pulau Bantayan adalah kisah tentang harapan yang tak pernah padam, meski sering kali diiringi air mata. Di tengah kesunyian pulau, ada suara yang terus meminta keadilan, perhatian, dan kasih sayang dari pihak yang berwenang. Warga Bantayan berharap, kata-kata tak lagi hanya janji, tapi menjadi langkah nyata yang mengubah hidup mereka.
“Kami hanya ingin hidup layak, seperti warga lainnya di Desa Sambujang,” tutup Marsula dengan lirih.