Kasekabar.com – Harga seragam sekolah di Kabupaten Tolitoli yang dinilai tidak wajar menuai kritik dari Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Cabang Tolitoli. Mereka menilai praktik ini merugikan masyarakat dan melanggar prinsip keadilan dalam dunia pendidikan.
Tolitoli, (3/7) — Polemik mahalnya harga seragam sekolah yang viral di media sosial kini mendapat perhatian serius dari PMII Cabang Tolitoli. Organisasi mahasiswa itu menyatakan keprihatinan atas beban ekonomi yang harus ditanggung para orang tua murid.
Dari hasil pemantauan lapangan, PMII menemukan harga seragam resmi sekolah jauh lebih mahal dibanding harga pasar. Contohnya, seragam putih abu-abu dan pramuka dipatok Rp400.000, seragam batik dan olahraga Rp450.000, sedangkan baju jurusan bahkan mencapai Rp600.000–750.000.
KONTEN IKLAN

IKLAN - SCROLL UNTUK MELANJUTKAN
“Ini jelas tidak rasional. Di pasaran, seragam serupa hanya berkisar antara Rp80.000 hingga Rp150.000,” tegas Ketua PMII Cabang Tolitoli, Moh. Rizal.
PMII menyoroti lemahnya respon Dinas Pendidikan Kabupaten Tolitoli serta sikap DPRD setempat yang dinilai tidak responsif terhadap keresahan masyarakat.
“Dinas Pendidikan harusnya hadir memberi solusi, bukan membiarkan masalah ini terus berlangsung. DPRD juga harus segera turun tangan,” ujarnya.
PMII mengancam akan menggelar aksi demonstrasi jika tak ada tindakan konkret dalam waktu dekat. Mereka menyerukan agar masyarakat tidak takut menyuarakan haknya.
“Pendidikan seharusnya mempermudah, bukan membebani. Kami akan terus mengawal isu ini sampai ada keadilan,” pungkas Rizal.