Kasekabar.com, Buol – Kasus kekerasan seksual terhadap anak di Kabupaten Buol kembali menyita perhatian. Ketua Umum Kohati Komisariat UMADA, Puspita Sari, menyuarakan kegelisahan publik atas maraknya pelecehan seksual yang justru terjadi di lingkungan terdekat anak.
Dalam pernyataan yang disampaikan secara terbuka pada Jumat (1/8), Puspita menyebut bahwa rumah, tempat yang seharusnya jadi tempat berlindung, kini justru menjadi sumber ketakutan bagi anak-anak. Ia menyebut, “Ini bukan sekadar kejahatan, tetapi pengkhianatan terhadap makna keluarga itu sendiri.”
Kekerasan Seksual Tak Lagi Tersembunyi
Puspita menyoroti realitas yang memilukan: banyak kasus kekerasan seksual dilakukan oleh orang tua atau anggota keluarga sendiri. Di Buol, tren ini tidak hanya meningkat, tetapi juga menunjukkan pola yang makin brutal dan sistemik.
KONTEN IKLAN

IKLAN - SCROLL UNTUK MELANJUTKAN
Menurutnya, kondisi ini memperlihatkan betapa rentannya anak-anak saat kejahatan dilakukan oleh orang terdekat, dan lemahnya sistem perlindungan terhadap korban.
Luka Psikologis yang Tak Terlihat
Kekerasan seksual tidak hanya meninggalkan luka fisik, tetapi juga trauma batin yang berkepanjangan. Banyak korban mengalami gangguan psikologis yang dapat mengganggu kehidupan mereka hingga dewasa.
“Anak-anak adalah masa depan bangsa. Bila jiwa mereka rusak karena kekerasan, maka masa depan itu ikut terganggu,” tegas Puspita.
Desakan: Penanganan Hukum Harus Adil dan Transparan
Kohati UMADA menilai penanganan kasus pelecehan seksual di Buol masih jauh dari harapan. Banyak pelaku yang tak tersentuh hukum, sementara korban dibiarkan tanpa perlindungan.
“Proses hukum harus jujur, terbuka, dan berpihak pada korban,” ujar Puspita. Ia menekankan bahwa sistem hukum yang tertutup justru memperkuat ketidakpercayaan publik.
Ajakan untuk Tidak Diam
Kohati UMADA menyerukan kepada pemerintah daerah, aparat hukum, dan masyarakat agar bersinergi dalam memutus rantai kekerasan seksual. Korban harus didampingi, dan pelaku harus dihukum secara setimpal.
“Jika kita terus diam, maka kasus-kasus seperti ini akan terus terjadi,” tutup Puspita.